Sistem Kontrol Akses: Apa itu dan Bagaimana Cara Kerjanya
Di dunia modern saat ini, keamanan sangat penting, baik untuk melindungi orang, infrastruktur, atau aset. Untuk melakukan itu, sistem kontrol akses masuk ke dalam gambar. Sistem ini memastikan bahwa hanya personel yang berwenang yang diizinkan berada di dalam area terlarang. Pada artikel ini, kita akan membahas sistem kontrol akses, jenisnya, dan cara kerjanya.
Jenis Sistem Kontrol Akses
Sistem kontrol akses datang dalam berbagai jenis. Namun, tiga jenis utama dibahas di bawah ini.
1. Kontrol Akses Bebas (DAC)
Kontrol akses diskresioner memungkinkan pemilik sumber daya untuk menentukan siapa yang memiliki akses ke sana dan tingkat akses apa yang mereka miliki. Pemilik, yang biasanya adalah administrator sistem, membuat daftar pengguna yang diberi akses ke sistem. Pengguna kemudian diberi kata sandi atau token keamanan untuk membuktikan identitas mereka. Pemilik juga dapat menentukan tingkat akses yang dimiliki pengguna ke sumber daya atau file tertentu.
2. Kontrol Akses Wajib (MAC)
Kontrol akses wajib biasanya diterapkan di area yang lebih berisiko tinggi, seperti lembaga pemerintah atau instalasi militer. Di MAC, akses diberikan sesuai dengan fungsi pekerjaan pengguna, bukan identitas pengguna. Administrator sistem menetapkan tingkat izin yang diperlukan untuk setiap fungsi pekerjaan, dan hanya pengguna yang tingkat izinnya cocok dengan tingkat akses sumber daya yang diberikan izin masuk.
3. Kontrol Akses Berbasis Peran (RBAC)
Kontrol akses berbasis peran memberikan izin kepada karyawan berdasarkan posisi atau peran pekerjaan mereka. Jenis kontrol akses ini intuitif dan mudah dikelola karena peran dan posisi karyawan seringkali menentukan jenis sumber daya yang perlu mereka akses. RBAC umumnya digunakan di perusahaan besar dengan ratusan atau ribuan karyawan.
Bagaimana Sistem Kontrol Akses Bekerja
Sistem kontrol akses mengandalkan beberapa teknologi untuk memverifikasi dan memberikan akses ke personel yang berwenang. Tiga komponen utama dari sistem kontrol akses adalah sistem identifikasi, sistem otentikasi, dan sistem otorisasi.
1. Sistem Identifikasi
Identitas pengguna yang meminta akses ke sistem diperiksa terlebih dahulu. Ini dapat dilakukan melalui kartu ID, identifikasi biometrik, atau kombinasi nama pengguna/sandi.
2. Sistem Otentikasi
Setelah mengidentifikasi pengguna, sistem otentikasi menentukan apakah mereka diizinkan mengakses sistem atau tidak. Ini dilakukan dengan memeriksa apakah identitas pengguna mereka cocok dengan daftar izin yang telah ditentukan sebelumnya.
3. Sistem Otorisasi
Sistem otorisasi menentukan tingkat akses yang diberikan kepada pengguna yang diautentikasi. Ini berarti bahwa meskipun pengguna telah diidentifikasi dan diautentikasi, mereka hanya dapat mengakses area yang diizinkan oleh sistem.
4. Sistem Manajemen Masuk/Keluar
Setelah pengguna diautentikasi dan diotorisasi, akses mereka ke sistem kemudian dapat direkam melalui sistem manajemen masuk/keluar. Sistem ini mencatat masuk dan keluar yang dibuat oleh pengguna untuk mengontrol arus lalu lintas masuk dan keluar dari area terlarang.
5. Pemantauan dan Pelaporan
Aspek terakhir dari setiap sistem kontrol akses adalah sistem pemantauan dan pelaporan. Sistem ini mencatat peristiwa di dalam area terlarang. Biasanya digunakan untuk membantu personel keamanan mendeteksi aktivitas yang mencurigakan.
Kesimpulan
Sistem kontrol akses adalah alat penting dalam memastikan keamanan dan keselamatan di dunia saat ini. Mereka menyediakan akses ke area terlarang hanya untuk personel yang berwenang, sehingga meminimalkan risiko kebocoran data atau ancaman fisik. Dengan berbagai sistem kontrol akses yang tersedia, sangat penting untuk memilih sistem yang paling sesuai dengan kebutuhan organisasi.
.